Lawan Corona Dengan Probiotik
Pandemi virus corona tipe baru atau Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini di seluruh dunia. Di Indonesia, jumlah kasus positif dan wilayah yang terjangkit virus masih terus bertambah di seluruh Indonesia sejak kemunculannya pertama kali pada 2 Maret 2020.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah provinsi dan kabupaten/kota sebagai upaya pencegahan penularan virus semakin menyebar. Beberapa langkah telah dilakukan oleh pemerintah seperti pengujian sampel secara masif, pelacakan riwayat kontak yang agresif, dan meningkatkan kapasitas ruang perawatan di lebih dari 1000 rumah sakit dengan ketersediaan 10 ribu tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Masyarakat diminta untuk disiplin dan mematuhi kebijakan PSBB di wilayahnya, berada di rumah, tidak bepergian ke luar rumah, tidak mudik, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, pakai masker, dan menghindari kerumunan.
Selama menjalani masa PSBB di rumah saja, masyarakat juga harus menjaga kesehatan untuk meningkatkan imunitas tubuh yaitu dengan makan makanan gizi seimbang dan beraktivitas fisik. Berbicara tentang peningkatan imunitas tubuh, ada salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan memanfaatkan bakteri baik di dalam tubuh manusia.
Bakteri baik atau microflora positif di dalam usus yang sering disebut dengan probiotik selain membantu proses pencernaan, juga bisa menghalau zat-zat antigen mulai dari virus hingga bakteri jahat yang masuk ke dalam tubuh.
Ahli gizi Dr.Rita Ramayulis, DCN, M.Kes menyebutkan probiotik dalam jumlah yang banyak akan mampu mengeliminasi antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seluruh kuman, virus, mikroorganisme patogen, atau benda asing antigen yang masuk ke tubuh dan berbahaya itu dieliminasi oleh microflora positif.
“Bakteri baik ini akan mampu menempel pada sel epitel usus kita, lalu membentuk satu koloni maka akan menutup pintu jalan masuknya antigen ke dalam usus dan meneruskan perjalanan ke peredaran darah,” kata dokter Rita.
Lebih dari itu ketika probiotik berada di sel epitel usus dia juga mampu meningkatkan penyerapan zat gizi terutama yang ada hubungannya dengan imunitas seperti zinc. Zat gizi zinc atau seng merupakan salah satu zat yang berperan dalam sistem imunitas bersama zat besi.
Keberadaan microflora positif atau probiotik di dalam usus juga mampu meningkatkan produksi sel darah putih pada tubuh. Seperti diketahui, sel darah putih memiliki peran sebagai fagositosis atau pemakan zat-zat patogen seperti virus atau bakteri yang masuk ke dalam di tubuh. Sehingga apabila jumlah sel darah putih yang semakin banyak akan sangat mudah memakan agen toksik yang berbahaya di dalam tubuh.
Probiotik juga mampu memproduksi sitokin. Pada orang sehat sitokin yang banyak mampu menstimulasi pembentukan sel beta yang kemudian berlanjut terbentuknya imunoglobulin atau antibody untuk melawan penyakit di dalam tubuh.
Selain meningkatkan imunitas, probiotik juga memiliki manfaat lain seperti memperpanjang usia hidup seseorang. Peneltian menyebutkan apabila seorang manusia bisa mempertahankan microflora positifnya sebanyak 80 persen berbanding 20 persen terhdap microflora negative, maka orang tersebut memiliki usia harapan hidup jadi lebih panjang.
Oleh karena itu menjadi sangat penting agar bisa menjaga keberadaan bakteri baik atau probiotik di dalam tubuh. Namun sayangnya, gaya hidup yang tidak sehat bisa membuat probiotik dalam tubuh jadi menurun atau bahkan tidak tersedia.
Probiotik yang sebenarnya juga banyak tersedia di dalam ASI pun menjadi semakin berkurang ketika pada tahapan kelanjutan hidup manusia tidak mengonsumsi ASI dan makanan yang tidak mengandung probiotik.
Lalu bagaimana caranya untuk menjaga probiotik ada di dalam tubuh? Caranya sangat mudah, yaitu mengonsumsi makanan sumber probiotik. Beberapa jenis makanan sumber probiotik tersedia pada yogurt, kefir atau susu yang telah difermentasi dengan cara khusus, air kelapa, kimchi, tempe, asinan kubis, atau susu dan minuman lain yang sudah mengandung probiotik.
Dengan banyak mengonsumsi makanan dan minuman sumber probiotik tersebut, tubuh bisa memiliki bakteri baik yang hidup di dalam tubuh untuk membantu meningkatkan imunitas seseorang.
Namun perlu diingat, probiotik sendiri merupakan makhluk hidup yang tinggal di dalam usus dan membutuhkan makanan selama hidup di tubuh manusia. Sumber makanan untuk mikroba baik di dalam tubuh adalah serat pangan, atau makanan yang memiliki sumber prebiotik tinggi.
Beberapa makanan yang merupakan sumber prebiotik adalah oat, pisang, buah berry, asparagus, bawang merah, dan bawang putih. Jika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman sumber probiotik tinggi, maka harus diikuti dengan mengonsumsi makanan sumber prebiotik tinggi sebagai sumber makanan mikroba baik dalam tubuh.
Dokter Rita menyarankan untuk mengonsumsi makanan probiotik dan prebiotik secara bersamaan, seperti yogurt dengan pisang, oat dicampur yogurt ditambah buah-buahan seperti pisang dan stroberi dan lainnya.
“Dengan adanya keseimbangan probiotik dan prebiotik, daya tahan hidup bakteri ini akan tinggi. Substract semakin positif, sehingga akan memberikan manfaat lebih sempurna untuk tubuh kita. Simbiotik yogurt dan pisang dan oat, itu makanan olahan yang sangat fungsional sekali, boleh dijadikan sebagai makanan pembuka saat berpuasa jadi pengganti dari sop buah,” kata Rita.
Setelah mengonsumsi sumber probiotik sekaligus prebiotik sebagai sumber makanan bakteri baik, perlu juga menjaga keberadaan microflora positif ini di dalam tubuh agar jumlahnya tidak menurun. Jumlah probiotik di dalam tubuh bisa berkurang karena pola hidup yang tidak sehat.
Mikroflora pada usus bisa turun jumlahnya ketika seseorang mengasup gizi tidak seimbang karena mikroflora butuh makanan untuk membentuk kolonisasi. Penggunaan obat antibiotik dalam jangka panjang juga bisa menurunkan jumlah probiotik dalam tubuh.
Selain itu konsumsi alkohol berlebihan, minum minuman tinggi gula, kondisi tubuh yang mengalami infeksi, stres, konsumsi air tinggi flor dan klorin, serta konsumsi ragi berlebih juga bisa mengurangi jumlah probiotik.
Oleh karena itu sangat penting bagi manusia untuk mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang. Mengonsumsi serat pangan yang memiliki sumber prebiotik adalah makanan untuk mikroba probiotik.
Serat pangan memicu tumbuhnya mikroba baik karena dikenali oleh bakteri baik. Namun mengonsumsi gula secara berlebih justru yang mengenalinya adalah bakteri jahat. Oleh karena itu jika gula yang masuk berlebih ke dalam tubuh, maka bakteri jahat yang akan berkembang pesat.
Sumber: Media Info BPJS Kesehatan Ed. 82